Jika Tidak Yakin, Menulislah dengan Pensil

My Little Cave
3 min readJul 15, 2022

--

Nasihat di judul ini kudengar dari seorang psikolog yang menanganiku ketika aku sedang berkuliah di Inggris. Berkat referal dari pusat student wellbeing universitas, aku dapat melanjutkan proses konseling yang pernah aku jalani di Indonesia, dan menyelesaikannya di negara tempatku belajar. Mungkin proses studiku tidak akan selancar itu jika bukan karena berbulan-bulan pertemuan intens bersama psikolog tersebut.

Aku baru tahu ada kondisi yang dapat menjelaskan kesulitanku untuk berfungsi sehari-hari, dan secara resmi terdiagnosis oleh profesional beberapa saat sebelum aku pergi ke luar negeri.

Photo by Jan Kahánek on Unsplash

Aku bisa mengingat bagaimana setiap hari dulu aku hidup dengan 90%-nya terisi perasaan harap-harap cemas. Tentang apapun. Apapun yang bisa kucemaskan. Mulai dari takut telat bangun, takut aku tersesat di jalan, takut ketinggalan truk sampah, hingga takut gagal mata kuliah.

Ketakutan yang konstan akan berbagai hal, dari yang wajar untuk dicemaskan hingga yang terlalu sepele dipikirkan, membuatku banyak melewatkan banyak kesenangan. Rasa khawatir seperti bed cover yang dibawa-bawa otakku ke mana-mana. Seolah nyaman, tapi sebenarnya memberatkan.

Ketakutan teraneh yang aku ingat adalah aku pernah punya rasa takut yang kuat terhadap to-do-list yang kubuat sendiri setiap hari. Ketika aku menceritakan ketakutan anehku terhadap to-do-list yang kubuat sendiri, psikoterapisku merespon dengan ide yang brilian. Aku merasa harus berterimakasih padanya secara khusus karena idenya ini. Dia mengatakan,

“Kalau begitu… Bagaimana menurutmu jika kamu menuliskannya dengan pensil saja? Sehingga ketika kamu tidak yakin, kamu bisa menghapusnya atau mengubahnya”.

Ahh…iya juga. Kenapa aku tidak terpikirkan, ya? Bukankah to-do-list itu aku yang memutuskan? Kenapa aku jadi menganggapnya semacam instruksi yang tidak boleh terbantahkan?

Photo by Glenn Carstens-Peters on Unsplash

Jika kuingat-ingat lagi, sepertinya aku terlalu lama hidup dalam bingkai berpikir keharusan. Semua harus, harus, harus. Secara emosi aku terlatih menjadi waspada. Sebuah skill yang berguna di beberapa saat yang khusus, seperti krisis atau bencana. Tapi benar-benar kemampuan yang lebih sering mengganggu jika terus aktif setiap waktu. Seperti lampu yang hanya punya saklar “menyala”, dan tidak bisa dimatikan.

Karena satu dan lain hal, aku terbiasa hidup terlalu peka pada apa yang terjadi di sekitarku dan di dalam diriku sendiri. Jika isi kepalaku adalah spon cuci piring, ia menyerap dengan serius semua perasaan, muatan emosi, dan asumsi yang bisa kutangkap, dengan daya serap yang luar biasa kuat dan cepat.

Sekali lagi, kecenderungan tersebut berguna dalam beberapa waktu, tapi lebih banyak mengganggu di waktu-waktu biasa. Isi kepalaku waktu itu seperti spidol permanen yang jika ditorehkan ke papan, butuh upaya ekstra untuk menghapusnya. Beberapa orang dengan baik hati membantuku melihat kecenderungan itu sebagai karakter teguh pendirian. Tapi mungkin sudah waktunya aku belajar untuk menjadi lebih seperti pensil.

Tulisan pensil yang ditorehkan ke kertas akan selalu bisa mudah dihapus, diganti, dan diperbaiki. Seperti kehidupan, yang hendaknya juga demikian. Lentur, lembut, dan bisa diperbaiki.

Jika dipikir-pikir lagi, mungkin waktu itu aku sebenarnya bukan ketakutan pada to-do-list ku. Mungkin aku mencemaskan ketidakmampuanku untuk memenuhi ekspektasiku sendiri. Mungkin aku ketakutan pada ide harus melakukan perubahan atas keputusan yang aku tetapkan. Mungkin aku ketakutan pada kenyataan bahwa aku tidak selalu bisa mengerjakan semua yang aku mau dalam satu waktu. Sebuah ketakutan akan ketidakpastian yang hampir pasti selalu terjadi.

Padahal bukankah memang sewajarnya hidup memang tidak pernah pasti? Dan bukankah karena itu kita sebaiknya membuka ruang untuk kehadiran keraguan, ketidaktuntasan, kerapuhan, kegagalan, dan ketidakmampuan?

--

--

My Little Cave
My Little Cave

Written by My Little Cave

The little cave where I embrace big feelings.

No responses yet