Pertama, Ibu Sayang Kamu. Kedua, Ibu Minta Maaf, Nak

Sebuah surat untuk anakku di masa depan

My Little Cave
3 min readJun 17, 2024

Dulu almarhumah nenekmu pernah menjanjikan buat ibu boleh membaca surat-surat cinta yang dikirimkan kakekmu ketika ibu mencapai usia 17 tahun. Sayangnya, sebelum ibu berusia 17 tahun, nenekmu pulang ke khadirat Tuhan. Hingga sekarang, ibu tidak tahu di mana nenekmu menyimpan surat-surat itu.

Jadi, ibu menulis surat buatmu secara digital, supaya tidak lekang dan menghilang, sekalipun jika saja takdir ibu pergi duluan.

Pertama, ibu sayang kamu.

Kedua, ibu meminta maaf, ya, Nak.

Photo by Bethany Beck on Unsplash

Ibu meminta maaf karena membawa banyak trauma mengalir dalam darah kita. Sebgian adalah warisan-warisan yang tidak disengaja, dari ibumu, dari ayahmu, dari kakek nenekmu, dari buyut-buyutmu. Maaf ya, Nak, maaf sekali jika suatu hari ada perasaan-perasaan kesakitan yang sulit untuk kamu pahami.

Ibu minta maaf, ya, Nak, atas kesulitan-kesulitan yang mungkin akan kamu hadapi. Ibu minta maaf, ya, Nak.

Ibu minta maaf telah mengundangmu ke dunia, sepenuhnya memahami bahwa hidup tidak pernah mudah, dan mungkin tidak akan menjadi lebih mudah.

Ibu menghabiskan waktu semasa dewasa ibu untuk mengurai sebagiannya, agar kita bisa hidup tidak tercekat. Kadang ibu juga berandai-andai jika tertolong lebih awal, jika ibu bertemu orang-orang dewasa yang kala itu punya lebih banyak kapasitas untuk membantu, apakah jalan ceritanya akan berbeda.

Ibu bersyukur pada akhirnya bertemu orang dewasa-orang dewasa yang baik hati membantu ibu untuk keluar dari kesesakan dan berantakannya warisan luka. Mungkin di waktu kamu membaca ini, kamu sudah pernah bertemu dan menyalimi sebagian dari orang-orang itu. Mereka bukan keluarga kita, sebagian besar adalah justru orang-orang asing yang terasa seperti keluarga.

Jika suatu hari kamu perlu bantuan yang ibu tidak dapat berikan, carilah bantuan itu, ya, Nak.

Semoga kamu juga akan bertemu orang-orang baik, seperti ibu bertemu dengan paman atau bibi yang sudah membantu ibumu. Dan ibu akan selalu ada ketika kamu membutuhkan tempat pulang atau sekadar rindu pelukan.

Nak, yang ketiga, ibu ingin kamu tahu bahwa ibu akan berusaha sekuat tenaga untuk belajar merawat diri ibu dengan sebaik-baiknya. Sehingga, kamu tidak perlu merasa bahwa kamu yang bertanggungjawab untuk menjaga ibu dan luka-lukanya. Ibu tidak ingin kamu melakukan itu sebelum waktunya.

Ibu akan berusaha sebaik yang ibu bisa. Maka mendewasalah dengan linimasa yang tidak terdesak dan terburu-buru.

Punyailah waktu selamanya untuk bertumbuh sesanggupmu, sewajar tahapan usiamu.

Baru-baru ini ibu banyak merenung hidup seperti apa yang akan kita habiskan bersama. Lelucon-lelucon seperti apa yang akan kita tertawakan bersama. Rasa es krim apa yang akan kita sama-sama sukai. Ke mana saja kita akan bertamasya. Buku-buku apa yang akan membuat kita tergelak dan melelehkan air mata. Lagu-lagu seperti apa yang akan kita nyanyikan bersama. Pujian-pujian seperti apa yang akan kita saling katakan. Cerita-cerita seperti apa yang akan kita saling bagikan.

Meski demikian, ibu sepertinya sudah tahu bahwa berada di sampingmu akan menjadi hal favorit ibu. Kita belum bertemu, tapi ibu tahu bahwa menjadi ibumu adalah berkat yang akan membebat banyak luka dan kerinduan bagi kami semua.

Membayangkan kehadiranmu saja membuat ibu ingin berdoa semoga hidupmu kelak senantiasa dikelilingi oleh orang-orang yang mengasihimu, menyayangimu, dan membuatmu merasa nyaman merasakan kehadiran Tuhan di hidupmu selalu.

Ibu belum tahu apakah kita akan betul bertemu di dunia atau di surga. Tapi Ibu sudah tahu bahwa Ibu menyayangimu sekalipun kamu sedang merasa kesulitan untuk menyayangi dirimu sendiri. Ibu adalah rumahmu selamanya. Pulanglah ketika lelah. Di manapun kamu berada, kamu selalu tahu di mana dapat menemukan rumahmu. Ibu akan ada di sana. Ibu selalu ada di sana.

--

--